Event pertama yang diadakan oleh metalhead Bukittinggi sejak event
terakhir pada bulan Maret tahun lalu. Inilah event yang baru saja dihelat pada tanggal 18 Maret
2012 kemarin di Sport Hall Ateh Ngarai, Bukittinggi. Acara yang berjalan dengan
sukses yang tentunya akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat metal
kota Bukittinggi.
Kronologisnya, berangkat sekitar pukul 08.30 dari kota baru saya saat
ini (Payakumbuh) dan sampai sekitar pukul 09.30 di depan R.S Yarsi. Bersama
dengan rekan-rekan dari Cherry White Bloom kami menuju ke tempat berlangsungnya
acara yang dijadwalkan start pukul 09.00. Sesampai disana, para peserta mulai
check sound yang sebelumnya didahului oleh briefing oleh para panitia dan
peserta. Juga tak lupa jamuan beberapa batang rokok dari teman-teman rombongan
Ampek Angkek (Thanks bang Daus dan teman-teman). Seperti event-event lainnya,
ngaret adalah sesuatu yang wajib dalam sebuah event. Acara dimulai sekitar
pukul 10.30 oleh penampilan Our God Side yang menjadi pembuka dialek mereka
sendiri yang membawakan 2 lagu (saya saat itu masih diluar gedung, tidak
memperhatikan lagu yang mereka bawakan) lalu setelah itu diikuti oleh
penampilan beberapa band tuan rumah lainnya seperti Promise Of Damnation, Human Genocide yang membawakan 2 lagu yaitu Skin Removal
dari Abominable Putridity dan Adipocere Hymn Of Decomposition dari Intracranial Butchery. Dilanjutkan dengan sajian
dari Bleed To Death & William. Setelah itu ada Palasik band Slamming Orgasm asal Ampek Angkek yang membawakan
3 lagu sekaligus yaitu Katalepsy - Lugish Cranial Grinding, diiringi 2 lagu milik mereka
sendiri Perkosa Wanita Jalang Sodomi Boyband & Worms. Juga Circumcision dengan Persetubuhan Sedarah dari Turbidity dan single
jagoan mereka Pusako Tagantuang
menjadi penutup sebelum jeda siang.
Seluruh pemilik perut yang
keroncongan mulai keluar dari gedung dan satu persatu mereka mencari santapan
siang dan mengumpulkan tenaga untuk kembali ber-banger ria bersama-sama. Saya
kembali masuk kedalam gedung setelah event kembali dimulai, asap rokok yang
tebal sudah mulai memenuhi dalam ruangan gedung itu. Diawali dengan penampilan
Demonius Saliva, band Metalcore asal Bukittinggi yang menghoyak panggung membuat para penonton
bersemangat untuk banger. Dilanjutkan oleh penampilan Ejakulasi yang membawakan
2 lagu yang masing-masingnya DeadSquad – Hiperbola Dogma Monoteis & Siksa
Kubur – Pasukan Jiwa Terbelakang. Berlanjut dengan Grindcore lokal Bangkai Militer yang tiada
henti-hentinya membiarkan metalhead lain untuk berdiam diri. Setelah bergantian
band-band Death, Brutal, Slamming dan Grindcore kini saatnya untuk aroma
kegelapan mengalun dari Majestic. Hingga penampilan band ke 12 saya masih tetap
menyaksikan penampilan band-band itu dibarisan pertama. Trunk Corpse menjadi
band pertama dari Padang yang menghoyak panggung dengan lagu-lagu yang saya
rasa milik mereka sendiri. Suasana menjadi makin hangat, disamping ruangannya
yang memang panas ditambah lagi dengan semakin brutalnya banger dan pogo para
metalheads. Keadaan itu membuat saya untuk sedikit mundur kebelakang (ngak kuat
kena jotos ntar). Beberapa
band lain mengikuti
dibelakang Trunk Corpse, ada Baliau band Slamming Death Metal Bukittinggi. Lalu
ada Dosa Mayat yang tampil tidak dengan full personilnya yang sedang fokus
dengan Ujian Nasional. Namun tidak full personil tak membuat penampilan Dosa
Mayat menjadi buruk, terbukti selama mereka diatas panggung membawakan Cradle
of Filth – Coffin Fodder & Dimmu Borgir – Burn In Hell para metalheads
termasuk saya tetap bisa menikmati sajian kegelapan dari band Black Metal dari
Simpang Empat ini.
Setelah Dosa Mayat, kembali jatah
band Grindcore tuan rumah AntiMedia menghajar panggung Sport Hall Ateh Ngarai
dengan 2 lagu yang mereka bawakan. Lanjut berikutnya sang MC, K’Chang memanggil
The Henk, band Punk satu ini memberikan warna tersendiri dalam event
Bukittinggi Syndrome, karena merekalah satu-satunya band Punk yang ambil bagian di event Bukittinggi
Syndrome.
Sendal-sendal dan botol air mineral pun menjadi pelengkap kegembiraan rombongan
Punk ini. Acara masih tetap berlanjut hingga waktu jeda Magrib tiba, Secret Of
Extraordinary menjadi band asal Padang selanjutnya yang mengisi panggung Sport
Hall. Waktu pun terlihat semakin larut, mengiringi larutnya seluruh umat
manusia di gedung menikmati sajian dari band-band yang cadas, begitu pula bagi
District. Band Hardcore yang vokalisnya menjadi Additional Vokalis bersama Dosa
Mayat ini juga tidak kalah menantang, apalagi dengan duet vokal dengan Female
Vocal-nya.
Lagi-lagi saatnya Blackmass untuk merapat, karena “setan” Dubilih akan
segera menghajar panggung habis-habisan. Penampilan yang saya pikir sangat
totalitas, dengan koreografi 3 orang anak “reteh” yang membuka penampilan
Dubilih dengan pukulan Talempong dari 3 “anak reteh”, siraman bunga melati dan tentunya
aroma kemenyan. Mambawakan 2 buah lagu mereka sendiri yaitu Budak
Setan (Munafik Akan Nafsu Birahi) dan pada akhir lagu kedua
(Sijundai) sang gitaris mengagetkan blackmass yang sedang banger didepan dengan
mengehempaskan gitar dan menghancurkan alat itu. Hampir seluruh massa terperangah.
Tak lama kemudian Hardcore lagi-lagi naik keatas panggung. Kali ini waktunya
Hardcore asal Padang, Origin Of Decay. Juga membawakan lagu-lagu yang keras tak
membuat metalheads untuk berhenti menggerakkan kepalanya. Sepertinya 2 band
selanjutnya tak akan membuat para blackmass untuk surut kebelakang, karena
Black Metal mapan asal Padang Sijundai dan Black Metal tuan rumah Kutukan
Vagina akan mengikuti jejak dari Majestic dan Dubilih yang telah duluan tampil.
Sijundai menenggelamkan lagi para blackmass kedalam
lembah kegelapan dengan 2 lagu yang mereka bawakan Saffron’s Curse dan Her Ghost
In The Fog. Dilanjutkan dengan penampilan fantastis dari Kutukan Vagina yang
vokalis ceweknya tampil hanya menggunakan BH dan Rok Pendek, maksudnya
vokalis Cowok ternyata, sampai-sampai karna beningnya tuh cowok saya sendiri
ikutan tertipu (udah konak). Sebelum penampilan band Featuring, ada Cherry
White Bloom yang menghoyak dan kembali membuat ramainya massa yang headbanger,
penampilan yang sangat bagus dengan 3 lagu mereka bisa berbaur dengan para
penonton, tidak salah karena CWb salah satu band mapan di BEKATE.
Saatnya untuk para band Featuring merasakan hangatnya
panggung Bukittinggi Syndrome, dibuka oleh Invil, band Black Metal asal
Pekanbaru membuat seluruh blackmass merapat kembali ke panggung, benar-benar
sentuhan yang baik, walaupun mereka tidak dengan full personil. Ada juga
Burning Grave yang mengikuti setelah Invil, juga berasal dari tanah Lancang
Kuning, band Groove Death Metal ini meramaikan panggung Bukittinggi Syndrome
menjelang istirahat/jeda Magrib.
Kembali setelah istirahat, ruangan di gedung olahraga
Bukittinggi ini menjadi penuh sesak oleh massa yang berkostum hitam-hitam. Band-band
mapan lainnya lanjut untuk menghoyak panggung. Seperti Praying For Suicide
Tragedy yang dikomandoi sang vokalis Ferry Gore membuat malam itu menjadi
hangat. Band featuring lainnya seperti Uprising juga tak kalah menarik. Acara ditutup
dengan aksi bebas dari para rombongan Punk yang meminta untuk kembali bergoyang
bersama di panggung. Namun sebelum itu Medusa Of Burial membuat malam Senin itu
menjadi makin mencekam dengan syair-syair kegelapan yang mereka sajikan. Setelah
acara selesai saya langsung bergabung dengan rekan-rekan metalheads lainnya. Dari
pengamatan saya satu band featuring asal Padang, Ifrid tidak tampil malam itu. Kabar yang saya dengar karena ada urusan mendadak sang Drummer. Sekian liputan
dan review acara Bukittinggi Syndrome dari saya, semoga acara seperti ini akan
terus meramaikan kota wisata Bukittinggi dan bisa kembali berjaya.
Categories:
Reviews
Posting Komentar